Filsafat Semut


Jadilah seperti semut, yang meskipun lemah, tetapi bisa berpikir dan mempersiapkan diri untuk kehidupan yang akan datang.


Suatu siang di musim gugur, seekor semut kecil membawa sesobek daun kecil menuju sarangnya. Dalam keadaan yang semakin hari bertambah dingin, ia mengikuti keluarganya bekerja mengumpulkan makanan yang bisa mereka temui kedalam sarang mereka. Di tengah jalan, semut kecil dan beberapa temannya bertemu dengan serangga lain yang menyapa mereka. Serangga itu bertanya kepada semut kecil itu mengapa tidak memakai waktu untuk bermain saja daripada bekerja. Semut kecil itu dengan santai menjawab, “Sebentar lagi salju akan turun dan makanan akan sulit didapat. Lebih baik aku mengumpulkan makanan dulu daripada jika musim dingin tiba aku akan kekurangan makan.” Serangga itu berkata, “Aku yakin tidak akan kekurangan makanan. Sekalipun musim dingin, aku bisa keluar mencari makan.” Seminggu berlalu. Si semut yang kecil dari dalam sarangnya memandang ke luar sarang dan melihat butiran-butiran salju berterbangan di luar. Udara semakin bertambah dingin. Ia melihat serangga yang lain, yang ia temui saat ia bekerja, masih menikmati dedaunan yang belum tertutup salju. Namun, beberapa minggu kemudian, ia terkejut melihat serangga yang ia temui itu didepan sarangnya kedinginan dan kelaparan. Segera saja ia membawa serangga itu masuk dan menghangatkannya. Serangga itu berterimakasih kepada semut kecil itu seraya berkata, “Aku tidak mengira salju akan turun dengan sangat lebat hingga semua pohon tertutup. Tahun lalu, aku masih bisa menemukan makanan. Beberapa hari ini aku terbang tak ada satupun makanan yang kutemui.” Semut kecil itu tersenyum dan menjawab,”Itulah pentingnya merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatu dengan baik. Terkadang apa yang kita temui tidak sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Sebab itu, kita perlu mempersapkan diri mengahapi segala kemungkinan yang bisa terjadi.”


Semut, adalah hewan kecil yang lemah namun kita bisa menemukannya dalam Kitab Amsal yang ditulis oleh raja paling berhikmat sepanjang zaman, Raja Salomo. Dalam Amsal 30:25 dikatakan ”semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas.” Ada sebuah hikmat penting yang bisa kita pelajari dari ayat tersebut. Saat musim panas, semut bukan hanya senang-senang menikmatinya, tetapi saat musim panas mereka mempersiapkan diri untuk menghadapi musim dingin yang akan datang.Semut adalah hewan yang selalu mempersiapkan segala sesuatu dengan baik. Apa yang dilakukan oleh semut itu memberikan hikmat bagi setiap kita. Jadilah seperti semut, yang meskipun lemah, tetapi bisa berpikir dan mempersiapkan diri untuk kehidupan yang akan datang. Segala sesuatu yang kita persiapkan dengan baik akan membuat kita melakukan dengan lebih baik dan menghasilkan yang lebih baik

Previous
Next Post »

2 komentar