Asal kujamah saja jubahNya aku akan sembuh

(Kej 28:10-22a; Mat 9:18-26)

“Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: "Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup." Lalu Yesus pun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid- Nya. Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Karena katanya dalam hatinya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu. Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut, berkatalah Ia: "Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur." Tetapi mereka menertawakan Dia.Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu. Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu” (Mat 9:18-26), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

Baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan” (Rm 14:8), demikian kesaksian iman Paulus. Bercermin dari iman Paulus ini maka kita akan sungguh hidup sehat, segar bugar jika kita sungguh beriman kepada Tuhan, mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan dalam hidup sehari-hari. Jika dalam kenyataan kita mengalami sakit, lemah, lesu dan frustrasi berarti kita kurang atau tidak beriman, dan jika menghendaki untuk sembuh, bergairah dan hidup segar bugar, sehat wa’afiat hendaknya bertobat dengan meneladan kepala rumah ibadat maupun seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan, yaitu menghadap Tuhan untuk mohon penyembuhan atau kehidupan. Jika kita sedang menderita sakit atau lesu, lemah, frustrasi dan tak bergairah kami harapkan untuk berani dengan rendah hati membuka hati, jiwa, akal budi dan tubuh kepada Tuhan dan sesama demi penyembuhan, yang berarti tidak malu mengakui kelemahan dan kekurangan serta siap sedia untuk dilukai atau disakiti dalam rangka proses penyembuhan. Sebagaimana tumbuh berkembang sebagai pribadi butuh perjuangan dan pengorbanan, demikian juga untuk sembuh dari aneka macam penyakit juga harus rela berkorban dan menderita untuk sementara. Berapa besar korban atau derita yang harus dialami tergantung dari berapa besar atau parah sakit anda. “Imanmu telah menyelamatkan engkau”, demikian sabda Yesus kepada perempuan yang sakit pendarahan dan berhasil menjamah jubah Yesus. Jika kita mendambakan terus menerus selamat, damai sejahtera dan bahagia, marilah kita hayati iman kita dalam hidup sehari-hari dimana saja dan kapan saja.

“Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu.” (Kej 28:15), demikian sabda Tuhan kepada Yakub, yang sedang di dalam perjalanan menuju ‘tanah terjanji’. Tuhan juga tidak pernah meninggalkan kita sendirian, Ia senantiasa menyertai dan mendampingi perjalanan hidup dan panggilan kita masing-masing. Penyertaan dan pendampingan Tuhan kepada kita antara lain terwujud atau menjadi nyata dalam penyertaan dan pendampingan sesama dan saudara-saudari kita: orangtua, kakak-adik, guru, Pembina, rekan kerja/bergaul, dst… Janji Tuhan kepada kita masing-masing agar kita hidup bahagia, damai sejahtera akan menjadi nyata jika kita juga berani mengimani aneka bentuk penyertaan dan pendampingan sesama dan saudara-saudari kita. Bukankah saudara-saudari atau sesama kita telah memberi aneka saran, nasihat, kritik, pujian, petuah, teladan dst..kepada kita? Imani, percaya dan laksanakan semuanya itu jika anda mendambakan hidup bahagia, damai sejahtera! Sebagai anak ingat akan berbagai nasihat, saran dan teladan orangua; sebagai pelajar atau mahasiswa ingat akan berbagai pengajaran, nasihat dan saran dari guru atau dosen; sebagai anggota paguyuban hidup bersama ingat visi dan misi hidup bersama, dst.. Di setiap tempat dimana kita berada hendaknya juga berani berkata seperti Yakub: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga."(Kej 28:17). Penyertaan dan pendampingan Tuhan juga menjadi nyata di dalam lingkungan hidup dimana kita ada, hidup dan bekerja, maka hayatilah ‘tempat hidup atau bekerja atau bertugas’ bagaikan tempat beribadah kepada Tuhan, dan tentu saja rekan hidup dan bekerja juga bagaikan rekan beribadah kepada Tuhan.

“Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai." Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk.Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.” (Mzm 91:1-4).

Previous
Next Post »
0 Komentar