Berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar

(Kel 19:1-2.9-11. 16-20b; Mat 13:10-17)

“Maka datanglah murid-murid- Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan? " Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar.Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.”(Mat 13:10-17).

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Mata dan telinga, melihat dan mendengarkan merupakan indera dan kegiatan yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan pribadi seseorang. Apa yang dilihat dan didengarkan akan menentukan sikap mental atau kwalitas pribadi yang bersangkutan. Anak atau bayi yang masih di dalam rahim atau kandungan ibu sudah dapat mendengarkan, dan begitu ia dilahirkan maka indera mata langsung fungsional juga. Maka kami mengajak dan mengingatkan para orangtua atau pendidik/pembina, lebih-lebih bagi anak-anak kecil atau balita, hendaknya kepada mereka diperdengarkan dan diperlihatkan apa-apa yang baik, dan memang pada waktunya baru diperdengarkan dan diperlihatkan yang tidak atau kurang baik juga. Teruitama dan pertama-tama kami mengingatkan mereka yang memiliki anak-anak usia balita, hendak indera mata dan telinga sungguh menjadi perhatian. Aneka macam hiasan dinding atau gambar yang dipasang di dinding hendaknya apa yang bersifat mendidik dan membina anak-anak agar tumbuh berkembang menjadi pribadi yang berbudi pekerti luhur. Hiasan atau gambar seperti tokoh-tokoh agama dan bangsa, flora atau fauna, tanaman atau binatang, pemandangan alam, dst.. kiranya cukup baik untuk diperlihatkan kepada anak-anak alias yang menghiasi dinding-dinding ruangan atau kamar. Dalam hal pendengaran hendaknya aneka omongan atau wacana yang dapat didengarkan oleh anak-anak apa-apa yang baik. “Berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar”, demikian sabda Yesus. Sabda ini mengajak dan memanggil kita semua untuk melihat dan mendengarkan karya Allah dalam seluruh ciptaanNya, dalam aneka bentuk pertumbuhan dan perkembangan ciptaanNya, dan tentu saja pertama-tama dan terutama dalam diri manusia, yang diciptakan sebagai gambar atau citra Allah.

· "Sesungguhnya Aku akan datang kepadamu dalam awan yang tebal, dengan maksud supaya dapat didengar oleh bangsa itu apabila Aku berbicara dengan engkau, dan juga supaya mereka senantiasa percaya kepadamu.”(Kel 19:9), demikian sabda Tuhan kepada Musa.. Awan yang tebal menjadi tanda kehadiran Tuhan di tengah umatNya. Kehadiran dan karya Tuhan di dunia ini atau dalam seluruh ciptaanNya juga dapat kita lihat dan dengarkan melalui berbagai tanda atau gejala yang ada dalam ciptaan-ciptaanNya. “Allah tinggal dalam ciptaan-ciptaanNya: dalam unsur-unsur, memberi ‘ada’nya; dalam tumbuh-tumbuhan, memberi daya tumbuh; dalam binatang-binatang, daya rasa; dalam manusia, memberi pikiran” (St,Ignatius Loyola, LR no 235). Mungkin baik pertama-tama dan terutama kita dengarkan buah-buah pikiran dari sesama manusia atau saudara-saudari kita, dengan kata lain marilah kita saling tukar pengalaman apa yang kita pikirkan alias bercurhat. Tentu saja masing-masing dari kita harus dijiwai sikap percaya, sehingga kita saling percaya dan dengan demikian setelah saling tukar buah pikiran kita semua semakin teguh dan handal dalam saling percaya satu sama lain. Saling percaya satu sama lain dan jauh dari aneka macam bentuk kecuirigaan hemat saya menjadi dambaan atau kerinduan kita semua, maka marilah kita bersama-sama mewujudkan, antara lain sering bertemu untuk tukar buah pikiran atau bercurhat, entah dengan pertemuan formal bersama, sedang berrekreasi, sedang makan bersama , dst… Dengan saling melihat dan mendengarkan kebersamaan atau persaudaraan kita semakin baik dan menarik atau memikat bagi siapapun yang melihat dan mendengarnya.

"Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah nenek moyang kami, yang patut dihormati dan ditinggikan selama-lamanya. terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus, yang patut dihormat dan ditinggikan selama-lamanya. Terpujilah Engkau dalam Bait-Mu yang mulia dan kudus, Engkau patut dinyanyikan dan dimuliakan selama-lamanya. Terpujilah Engkau di atas takhta kerajaan-Mu, Engkau patut dinyanyikan dan ditinggikan selama-lamanya. Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya dan bersemayam di atas kerub-kerub, Engkau patut dihormat dan ditinggikan selama-lamanya. Terpujilah Engkau di bentangan langit, Engkau patut dinyanyikan dan dimuliakan selama-lamanya” (Dan 3:52-56)

Previous
Next Post »
0 Komentar